ERA.id - Kinerja Kabinet Indonesia Maju sedang diuji khususnya di tengah pandemi COVID-19. Berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Charta Politika, responden merasa tak puas dengan kerja pemerintah.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya memaparkan, sebanyak 44,1 persen responden menilai kinerja menteri-menteri di Kabinet Indonesia Maju tidak memuaskan. Sementara yang mengaku puas hanya terpaut sekitar 5 persen lebih banyak, yaitu 49,7 persen responden. Sedangkan 6,7 persen responden tak memberi jawaban.
"Penilaian kinerja menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju jauh berada di bawah tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintahan secara umum," ujar Yunarto dalam acara webiner, Rabu (22/7/2020).
Menurunnya kepuasan terhadap kinerja pemerintah, nampaknya berimbas pada dukungan responden atas wacana perombakan kabinet atau reshuffle kabinet yang sempat dilontarkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
"Berkaitan dengan wacana reshuffle kabinet, mayoritas responden menyatakan setuju," ucapnya.
Selain itu, hasil suvei Charta Politika juga menyebutkan ada 12 menteri di Kabinet Indonesia Maju yang disebut memiliki kinerja baik. Posisi pertama ditempati Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebanyak 12,8 persen responden.
Baca juga: Gejala COVID-19 di Indonesia, Dari yang Ringan Hingga Berat
Posisi kedua, sebanyak 11,5 persen responden menilai Sri Mulyani Indrawati berkinerja baik selama menjabat. Berlanjut di posisi ketiga, sebanyak 5,8 persen responden menilai Erick Thohir memiliki kinerja yang baik selama menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Keempat, sebanyak 4,6 persen responden Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD berkinerja baik. Terakhir, di posisi lima ada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono disebut 4,2 persen responden memiliki kinerja terbaik.
"Kebanyakan nama-nama yang muncul adalah yang memiliki tingkat pengenalan (awarness) yang tinggi atau pos kementeriannya mendapat sorotan media di saat situasi pandemi COVID-19," kata Yunarto.
Diketahui survei tersebut dilakukan pada 6 hingga 12 Juli 2020 dengan metode wawancara melalui telepon. Metode sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Jumlah sampel 2.000 responden dengan kriteria 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih. Wilayah survei nasional, tingkat kesalahan atau margin of error 2,19 persen dan quality control 20 persen dari total sampel.